RSS
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

MBA

7

Setelah satu jam perjalanan dari bandara menuju rumah kami (ya, ya. Kami tinggal bersama dalam satu rumah), kami satu rombongan segera turun dari mini bus dan cepat-cepat masuk ke dalam rumah yang hangat. Rumah kami agak sedikit tua, kami membelinya dengan uang bersama. Orang tua? Tentu, tentu kami memiliki orang tua. Namun, orang tua kami masing-masing berada di luar negeri (ya, orang tua kami juga bersahabat). Kecuali orang tuaku tentu. Mereka berada di surga.

Rumah kami bukan rumah modern seperti yang kau llihat di tv. Rumah kami termasuk rumah adat korea. Kebanyakan bangunannya menggunakan kayu dibanding semen dan batu bata. Kami memiliki halaman kecil yang di kelilingi beranda rumah. Jika kau telah memasuki pagar rumah, kau akan langsung bertemu dengan halaman rumah kami. Biasanya, halaman tersebut kami gunakan untuk menjemur pakaian atau membuat kimchi bersama. Di sebelah kiri halaman adalah ruangan para wanita, kami, sedangkan di sebelah kanan halaman rumah adalah ruangan para pria. Dan kedua ruangan tersebut dihubungkan oleh sebuah ruangan yang lebih besar dari dua ruangan yang lain, kami menyebutnya ruang bersama. Ruangan tersebut berada tepat di belakang halaman. Ya, halaman rumah kami hanya sepetak dan berbentuk persegi (sudah kubilang, kan?! Halaman kami kecil..). Ruangan pria dan ruangan wanita masing-masing memiliki sebuah tingkat. Ruang di atas tersebut terdiri dari sebuah kamar dan beranda. Lantai atas wanita berhadap-hadapan dengan lantai atas pria (karena ruangan kami juga berhadapan, kan? Aisshh..). Di dalam ruangan pribadi kami, hanya terdapat sebuah lemari besar, tempat di mana kami menaruh semua baju-baju kami (masing-masing mendapat space sendiri), satu kamar mandi, dan setumpuk kasur lipat (futon). Oh, tentu saja ada meja rias, tapi itu ada di lantai atas. Sedangkan ruang bersama adalah tempat di mana kami biasa menonton tv, mengerjakan tugas-tugas, makan bersama, juga tempat dimana kami bisa saling bercerita, bercanda, tertawa, juga menangis bersama. Kami adalah keluarga besar. ^^

”Yahh..kalian sudah pulang!” Junho menyambut kami gembira. ”Mana Namja?”

”Oppa!!” Namja berlari melewatiku dan langsung memeluk Junho erat.

”Aww!! Kau membuatku tak bisa bernapas!” seru Junho. Kami tertawa.

Junho adalah saudara kembarnya Namja. Lahir dari rahim yang sama namun sel telur yang berbeda (ayahnya sama..). Junho lahir dua menit lebih dulu dari Namja. Dan mereka memang tidak begitu mirip, hanya saja mereka memiliki tanda lahir dan sifat yang sama.

”Ow..adikku sudah besar,” ujar Junho. Rasa gembira tergambar jelas di wajahnya.

”Junho ya, bantu kami!!” teriak Jaebum dari balik pagar rumah. Setelah itu, Junho langsung berlari keluar dan membantu para lelaki mengangkut barang-barang para pendatang.

”Loh? Khun dan Taec menginap di sini? Tidakkah kalian lebih baik pulang ke rumah dulu?” tanyaku bingung ketika melihat mereka juga membawa masuk barang bawaan Khun dan Taekyeon.

”Mereka tinggal di sini.” jawab WooYoung pendek.

”APA??” yang paling terkejut ini adalah YeoJin.

”Kenapa?” tanya WooYoung.

YeoJin hanya menggeleng, ”Nggak. Nggak apa-apa.” sahutnya. Namun, aku bisa melihat wajahnya memerah dan menggumamkan kata-kata seperti ’Oh My God!’, ’kaku’, dan sebagainya. Sepertinya dia merasa nervous setiap berada di dekat Nickhun, menurutku. Yah, tidak hanya dia. YoungHee, EunHye, dan aku juga merasa begitu. Kecuali NamJa. Entah apakah hanya perasaanku saja atau gimana, sejak tadi di mobil aku merasakan aura benci dari dirinya jika dia dekat dengan Khun. Hhh...

”Jaebum, kau kakak kedua?” tanya Khun.

”Ya. Kenapa?”

”Kakakmu mana? Aku dari tadi belum melihatnya.”

”O...itu...,”

”Siapa namanya? Kau belum pernah cerita..,” sambung Taekyeon.

”Itu..,” saat Jaebum merasa gagu bicara, YeoJin sudah berteriak dari dalam ruang bersama. Teriakan penuh kejengkelan yang aku sangat tahu alasannya.

”YA PARK MYUNGSU!!!!!” jerit YeoJin.

”Siapa?” tanya Khun kaget.

”Kakakku..,” jawab JaeBum lelah.

____ _____ _____


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MBA

6

”Apa maksudnya ini?! Ya Kim SuHa, jelaskan. Bukankah kau bilang YoonHa itu adikmu?,” JaeBum menggertakan giginya. Suasana ceria tadi telah berubah menjadi tegang dalam hitungan detik. 
”Eh, begini kak..”
”YeoJin, kau diam saja.” kini gantian WooYoung angkat suara. 
YoungHee, NamJa, EunHye, dan YeoJin hanya saling bertukar pandangan cemas. 
”Hyung, izinkan aku saja yang menjelaskannya. Secara rinci.” usul ChangMin. ”Tapi, tidak di sini. Bisa ikut sebentar?” JaeBum, WooYoung, Taekyeon, dan Nickhun mengikuti ChangMin keluar bandara. 
.....
”SuHa ya, gwenchana?” tanya YoungHee setelah para pria keluar mengikuti ChangMin.
SuHa menghembuskan nafas berat, lalu mengangguk. ”Ini salahku tidak menceritakannya pada JaeBum dan WooYoung oppa.” 
”Sudahlah. Kita duduk di situ aja yuk!” NamJa menggiring mereka ke tempat duduk panjang dekat jendela-jendela besar dekat pintu masuk bandara.
”Lalu, bagaimana kelanjutannya?” tanya NamJa pada YeoJin setelah mereka semua duduk, sementara YoungHee menenangkan SuHa sedangkan EunHye mengurus YoonHa.
”Keadaannya semakin sulit. SuHa menjadi tangan kanan ibunya Yoochun di perusahaan keluarganya Yoochun. Dan ibunya Yoochun sudah menyediakan calon istri anaknya, Yoona. Peran SuHa di antara mereka adalah sebagai mak comblang. Belum lagi SuHa juga sedang dalam usaha membuat Yoochun kembali mengingatnya. Sepertinya rasa syok pria itu masih belum pulih, buktinya dia malah sama sekali tak mengingatnya. Benar-benar deh... dan ketika Yoochun pergi, dia sama sekali belum tahu kalau setelahnya SuHa mengandung YoonHa. Hhh..” jelas YeoJin panjang lebar.
”Itu sebabnya ya SuHa tak mau memargai anaknya Park? Padahal, bercerai juga tidak...pernikahan mereka cukup lama juga ya. Sayangnya...jadinya justru seperti ini.” tambah NamJa. ”Apa ini karma, ya? Karena pernikahan beda status mereka tak direstui juga karena mereka menikah diam-diam.” lanjutnya.  
”Hei, mereka kembali.” kata EunHye., membuat ketiga temannya terdiam. 
ChangMin terlihat tenang, namun wajah JaeBum, WooYoung, Khun, dan Taekyeon tak dapat diterka. 
 SuHa, YeoJin, YoungHee, dan EunHye yang sedang menggendong YoonHa, berdiri ketika para pria itu tiba. 
”SuHa ya, mian.” adalah kata-kata pertama yang keluar dari bibir JaeBum. 
”Aku juga minta maaf. Meski sebenarnya masih agak kesal karena kamu tidak menceritakannya kepada kami. Pasti saat itu kamu juga sedang kesulitan. Mian, SuHa ya.” ucap WooYoung.
”Kalau...kalau kau butuh bantuan, aku dan Khun juga dapat membantu. Ya kan, Khun?!” Taekyeon menyikut pelan Nickhun.
”Ya.” jawab Khun, tersenyum meyakinkan.
”Terima kasih.” SuHa merasa terharu dengan suasana keintiman yang terjadi. Meski dirinya sudah tak memiliki keluarga (kecuali YoonHa), tetapi bagi SuHa, mereka semua adalah keluarganya, tempatnya berpulang dan bermanja rasa sayang. SuHa bersyukur telah mengenal mereka. 
”Nah, sekarang ayo kita pulang!” seru WooYoung.

____ ____ ____


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MBA

5

Bandara lebih ramai dari biasanya. Tidak hanya orang-orang yang baru arrived saja yang berseliweran, tetapi juga orang-orang yang menyambut kedatangan mereka. Berbagai papan nama di ayun-ayunkan ke atas dengan semangat. 
”NamJa!!!”
Lee NamJa menoleh dan menemukan rombongan sahabat-sahabatnya sedang melambai-lambaikan papan bertuliskan namanya. Dia segera menghampiri mereka dan saling berpelukan melepas kangen. Selain empat orang sahabatnya; Cha YoungHee, Park YeoJin, Jang EunHye, dan Kim SuHa, hadir juga Jang WooYoung (kakaknya EunHye), Park JaeBum (kakak keduanya YeoJin), Shim ChangMin (sepupunya SuHa, tapi juga pacarnya YoungHee), dan YoonHa. 
”Wah, wah...rombongan besar nih!” ucap NamJa. ”Pasti WooYoung oppa yang nyupir lagi deh! Terus, JaeBum oppa yang disuruh-suruh angkut barang. Hhh....bener-bener nggak berubah.” lanjut Namja, nyengir.  
”Ckckck..you’re wrong, LeeJa.” balas JaeBum dengan wajah sedikit meremehkan. Laki-laki yang NamJa kenal biasanya memanggilnya dengan nama singkatan LeeJa, karena mereka merasa aneh memanggil wanita dengan nama NamJa.
”So?” tanya NamJa.
”Oh. Aku tau. Oppa pasti mau ngegodain pramugari-pramugari lagi. Biasa NamJa..kakakku ini kan nggak laku-laku!” jawab YeoJin, yang setelah ngomong hal itu langsung berlari menjauh dari JaeBum, takut ditempeleng.
Sedangkan yang lainnya justru tertawa.
”Nggak. Kami di sini juga sedang menjemput teman kami.” jelas WooYoung.
”O ya? Kok aku nggak dikasih tau sih?” protes EunHye.
”kamu nggak nanya.” jawab WooYoung pendek.
Baru YoungHee membuka mulut untuk bertanya siapa, tetapi JaeBum sudah berteriak, ”KHUN! TAEC!” dan melambai-lambai dengan girang.
”Oppa! Apaan sih?! Aku malu tauu..,” Yeojin menyodok pinggang JaeBum dengan sikut. Membuat JaeBum berhenti karena kesakitan.
Dua orang yang dipanggil kakaknya YeoJin tadi menghampiri rombongan. Keduanya bertubuh tinggi, tetapi lelaki yang kedua lebih tinggi dan berkulit cokelat. 
”Guys! Kenalkan, teman kami. Ini Nickhun, panggilannya Khun.” WooYoung menunjuk pada lelaki berwajah cantik sekaligus ganteng yang lalu tersenyum dan melambai kepada rombongan. 
”Dan yang ini Ok Taekyeon, lebih mudah memanggilnya Taec. Korea asli. Sedangkan Khun aslinya adalah orang Thailand.” JaeBum melanjutkan. Dan lelaki yang bernama Taekyeon tersenyum lalu membungkukkan badan sedikit. 


Kemudian, masing-masing anak dalam rombongan penyambut mulai memerkenalkan diri mereka masing-masing, termasuk NamJa yang dari rombongan pendatang. 
”Lalu, anak kecil itu siapa?” tanya Taekyeon, menunjuk YoonHa yang beridiri di tengah-tengah rombongan dengan tenang. 
”Annyeonghaseyo, Taekyeon oppa, Khun oppa! Namaku Kim YoonHa. Umurku lima tahun. Senang berkenalan dengan Oppa-oppa sekalian!” YoonHa lalu memasang pose dan mengedipkan sebelah matanya, membuatnya terlihat imut. Orang-orang dewasa di sekitarnya hanya tertawa melihat tingkahnya. 
”YoonHa pintar sekali. Pasti SuHa onnie yang mengajarimu, ya?” Taekyeon menggendong YoonHa dan mengelus pelan kepalanya.
”Bukan onnie, oppa.” sahut YoonHa. ”Tapi eomma.”
Tawa satu rombongan terhenti seketika.

____ ____ ____


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MBA

4
”Bagaimana pertemuanmu dengan Yoona?” Aku terdiam mendengar pertanyaan itu. Entah mengapa tubuhku jadi agak kaku.
”Dia anak yang menarik bukan?” lanjut direktur Park.
Aku kembali mengingat gambaran Yoona yang sudah kutemui kemarin sore di Coffe Shop. ”Annyeonghaseyo.” dilafalkan dengan nada dan pronounce yang tepat, nyaris sepintar Shim Chang Min, sepupuku. SuHa melihat Yoona duduk melalui sisi kiri, ketika makan lengannya tak ada yang bergelayut malas di meja. Jelas memiliki good manner. SuHa juga melihat Yoona selalu tersenyum jika dia bercerita tentang Yoochun, meski itu bukan hal yang menyenangkan. Hmm.. tipikal gadis baik hati, periang, penyabar, uhh...benar-benar seorang nona. Ketika berbicara mengenai ekonomi negara, Yoona juga dapat mengimbangi topik itu dengan baik. Bahkan, gadis itu sendiri yang bilang kalau dia berlangganan koran setiap hari. Yah, dia juga tipe gadis yang bisa membuat orang terkejut dengan kepintarannya, juga cerdas. Tipe nona-nona intelek, tapi tetap mengikuti fashion. Menarik? Aku bahkan mengira kalau dia adalah seorang tua yang terjebak di dalam tubuh seorang gadis. Bah!
”Ya, direktur Park. Gadis itu sangat menarik.” menarik jika kau melihatnya melalui sedotan. Bagiku, tipe ’gadis baik’ seperti itu akan membuat Yoochun cepat bosan. Tidak memiliki dinamika hidup yang meledak-ledak. Well, life is never flat u know..
           Omong-omong, siapa Yoona ini? Dan ada hubungan apa dengan Yoochun? Well, tak heran kalian bertanya. Maaf karena tidak kujelaskan dari awal karena aku memang sebal dan tak berminat. Gadis tinggi, langsing, cantik, pintar, dan berambut panjang yang bernama Yoona itu adalah CALON tunangan Park Yoochun, yang adalah pria yang selama sepuluh tahun terakhir ini berada dalam urutan pertama daftar most wanted-ku. Aku sih sama sekali belum memberitahu Yoochun soal si Yoona ini, berhubung first impression-ku jelek. Aku akan memerkenalkan diri lebih proper nanti. Dan, jika kalian bertanya apa aku setuju Yoochun bertunangan dengan Yoona, jawabannya adalah TIDAK! Sekalipun aku adalah tangan kanan direktur Park sekaligus telah dipercaya menjadi mak comblang bagi mereka berdua, aku tetap tidak merestui. Karena aku adalah....

______ _______ _______ 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS